09.03.2017
09.03.2017

Dokter sebagai Startup Etika: Bagaimana IDI Menyesuaikan Diri dengan Kapitalisme Kesehatan

logo
Без категории
0
Автор:
Размер шрифта:
  • A
  • A
  • A

Metafora «Dokter sebagai Startup Etika» menyoroti perlunya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bertransformasi dari organisasi tradisional menjadi entitas yang gesit dalam mempertahankan moralitas di tengah gempuran kapitalisme kesehatan. Kapitalisme menciptakan konflik kepentingan yang etis, di mana dokter mungkin dihadapkan pada tekanan institusi untuk melakukan tindakan berlebihan (over-treatment) demi memaksimalkan keuntungan finansial. Peran strategis IDI di sini adalah menjadi semacam venture capitalist etika, yang harus secara tegas menolak komersialisasi pelayanan dan memastikan bahwa setiap praktik yang dilakukan anggota selalu mengutamakan kepentingan terbaik pasien (prima non nocere).


Untuk beradaptasi, IDI tidak lagi cukup mengandalkan sanksi tradisional, tetapi harus mengembangkan sistem kepatuhan etika yang inovatif dan proaktif. IDI wajib mereformasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKS) untuk mengajarkan dokter bagaimana menyeimbangkan etika dan profit secara legal dan moral. Selain itu, IDI perlu membangun mekanisme compliance internal, seperti sistem audit etika digital dan perlindungan whistleblowing internal, untuk melacak dan mencegah potensi pelanggaran etika yang tersembunyi. Langkah ini penting agar integritas moral profesi tetap terjaga, meskipun dokter berada di bawah tekanan pasar.


Era digitalisasi layanan menjadi medan pertempuran utama bagi etika profesi. IDI harus berperan sebagai Chief Ethics Officer bagi seluruh ekosistem HealthTech. Hal ini mencakup penetapan kode etik profesi yang ketat dalam kemitraan digital. IDI harus memastikan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) dan telemedisin tunduk pada standar etika, terutama dalam pengelolaan kerahasiaan medis dan perlindungan data pasien. Tantangan etika terbesarnya adalah menentukan siapa yang bertanggung jawab (dokter atau algoritma) ketika terjadi malpraktik yang diakibatkan oleh sistem berbasis teknologi.


Pada akhirnya, IDI harus memposisikan diri sebagai penjamin kepercayaan (trust) bagi masyarakat, yang merupakan mata uang paling berharga di pasar kapitalis. Ketika regulasi eksternal melemahkan kendali mutu profesi (terutama pasca-UU Kesehatan), peran IDI sebagai penjamin integritas moral menjadi semakin vital. Dengan mendorong transisi dari fee-for-service menuju value-based care, IDI menunjukkan komitmennya untuk berfokus pada hasil klinis terbaik. IDI berjuang untuk memperkuat profesionalisme sebagai brand yang tidak dapat dibeli oleh kepentingan bisnis, demi menjamin kualitas layanan yang etis dan berkelanjutan.

Материалы на сайте 24health.by носят информационный характер и предназначены для образовательных целей. Информация не должна использоваться в качестве медицинских рекомендаций. Ставит диагноз и назначает лечение только ваш лечащий врач. Редакция сайта не несет ответственности за возможные негативные последствия, возникшие в результате использования информации, размещенной на сайте 24health.by.

Читайте нас на Яндекс-дзен

0